EVALUASI KINERJA SUMBER DAYA
MANUSIA DENGAN PENDEKATAN HUMAN RESOURCE SCORECARD
(Studi Kasus PT.Rokok X)
EVALUATION OF PERFORMANCE
MEASUREMENT WITH HUMAN RESOURCE SCORECARD
(Case Study PT.Rokok X)
Reynard Ardyan Purnama1),
Mohamad Choiri2), Rahmi Yuniarti3)
Program Studi Teknik Industri
Universitas Brawijaya
Jalan MT. Haryono 167, Malang
65145, Indonesia
Email
:reynard_ardos@yahoo.co.id1), moch.choiri@ub.ac.id2), rahmi_yuniarti@ub.ac.id3)
Abstrak
Masalah sumber daya manusia
saat ini masih tetap menjadi pusat perhatian dan tumpuan bagi suatu organisasi
atau perusahaan untuk dapat bertahan di era globalisasi yang diiringi dengan
tingkat persaingan yang semakin ketat.Permasalahan yang dihadapi PT.Rokok X
dimana belum terdapatnya sistem pengukuran kinerja yang mampu mendukung peran
SDM terhadap strategi perusahaan.Human Resource Scorecard adalah metode yang digunakan
untuk mengukur kontribusi SDM dalam kesuksesan strategi perusahaan dan terdiri
dari 4 perspektif yaitu perspektif financial, perspektif customer, perspektif
internal business process dan perspektif learning and growth. Langkah pertama
yaitu mengidentifikasi strategy objectives, program inisiatif dan aktivitas,
kemudian melakukan penyebaran kuesioner pembobotan dan perhitungan pembobotan
dengan metode Analytical Hierarchy Process (AHP).Langkah kedua yaitu melakukan
scoring system dengan metode Objectives Matrix (OMAX) dan menganalisis hasil
dengan metode Traffic Light System. Hasil pengukuran kinerja diperoleh Nilai
Index Total 8,39 untuk kinerja keseluruhan SDM. Berdasarkan Traffic Light
System dapat disimpulkan bahwa kinerja sudah mencapai performa yang diharapkan
karena berada pada kategori hijau yang mengindikasikan secara keseluruhan
indikator kinerja mencapai target yang telah ditetapkan
Kata kunci :Human resource scorecard, AHP, OMAX, Traffic light
system, Pengukuran kinerja
1. Pendahuluan
Indicator (KPI) yang merupakan indikator untuk mengukur
pencapaian Strategic Masalah sumber daya manusia saat ini masih tetap
menjadi pusat perhatian dan tumpuan bagi suatu organisasi atau perusahaan untuk
dapat bertahan di era globalisasi yang diiringi dengan tingkat persaingan yang
semakin ketat. Sumber daya manusia mempunyai peran utama dalam setiap kegiatan
perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa manajemen sumber daya manusia merupakan
kunci pokok yang harus diperhatikan dengan segala kebutuhannya. Menurut Becker
(2009), Human Resource (HR)Scorecard merupakan suatu sistem pengukuran
sumber daya manusia yang mengaitkan orang, strategi, dan kinerja untuk
menghasilkan perusahaan yang unggul, dengan menjabarkan strategi perusahaan
menjadi aksi sumber daya manusia yang dapat diukur kontribusinya.Selain itu, HR
scorecard dapat menjadi alat bantu bagi manajer sumber daya manusia untuk
memastikan bahwa semua keputusan sumberdaya manusia mendukung atau mempunyai
kontribusi langsung pada implementasi strategi usaha.
Menurut Dessler (2006), human
resources scorecard adalah mengukur keefektifan dan efisiensi fungsi human
resource dalam membentuk prilaku karyawan yang dibutuhkan untuk mencapai
tujuan strategis perusahaan. HR scorecard adalah kapasitas untuk
merancang dan menerapkan sistem pengukuran SDM yang strategis dengan
merepresentasikan “alat pengungkit yang penting” yang digunakan perusahaan
untuk merancang dan mengarahkan strategi SDM yang lebih efektif secara cermat.
Berdasarkan kedua definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa HR scorecard digunakan
untuk mengukur keefektifan dan efisiensi fungsi sumber daya manusia dalam
mengarahkan prilaku karyawan untuk mencapai tujuan strategis perusahaan
sehingga dapat membantu menunjukkan kontribusi sumber daya manusia dalam
kesuksesan keuangan dan strategi perusahaan. Perusahaan dewasa ini mengalami
perkembangan yang cukup besar, Departemen Sumber Daya Manusia (SDM) 336
memiliki
andil yang besar untuk perkembangan perusahaan.PT.Rokok Xmemiliki permasalahan
dimana belum terdapatnya sistem pengukuran kinerja yang mampu mendukung peran
SDM terhadap strategi perusahaan. Pengukuran kinerja yang ada pada PT.Rokok X
masih dilakukan dengan melakukan penilaian dari atasan, penilaian yang
dilakukan berdasarkan pendapat pribadi sehingga sulit untuk dijadikan sebagai
tolak ukur.
Dilakukan perhitungan
menggunakan metode pembobotan Analytical Hierarchy Process (AHP) serta scoring
system dengan menggunakan metode Objective Matrix (OMAX) akan
didapatkan Key Performance Objective (SO) dari strategi Departement SDM.
Nilai dari KPI akan dikategorikan berdasarkan kesesuaian yang terdapat pada Traffic
Light System.. Apabila terdapat kategori kritis dan perlu diperbaiki dalam scoring
system yang didapat melalui KPI maka pihak manajemen dapat dengan segera
melakukan perbaikan untuk mencapai sasaran strategis yang telah ditetapkan.
1.1 Kaitan HR Scorecard dengan
Strategi
Strategi pada dasarnya adalah
suatu teori tentang bagaimana mencapai sasaran perusahaan, secara konvensional,
perusahaan menjalankan kinerjanya berdasarkan track record financial di
masa lalu. Namun para profesional kini telah menemukan pengukuran yang tepat
untuk pengukuran jangka panjang dan benar adalah melalui strategi.
Dengan menggunakan Balance
Scorecard, perusahaan menjalankan kinerja berangkat dari startegi, ukuran
finansial dan nonfinansialnya diturunkan dari visi dan strategi perusahaan. HR Scorecard
seperti halnya Balance Scorecard, scorecard-nya diturunkan dari
strategi perusahaan yang berkenaan dengan sistem SDM. Perusahaan menggunakan scorecard
untuk manajemen kinerjanya, dan menjadikan strategi sebagai kunci pusat
manajemen proses dan sistem. Untuk mendefinisikan scorecards, dimulai
dengan mendefisnisikan : What is the strategy, kemudian dikembangkan
kerangka untuk mendeskripsikan dan mengimplementasikan strategi. Kerangka
tersebut dipetakan dan dinamakan strategy map, yaitu suatu arsitektur yang
logika dan komprehensif untuk mendeskripsikan strategi dan menyediakan pondasi
untuk mendasain Balance Scorecard atau HR Scorecard. Startegy map membantu
organisasi melihat strateginya secara kohesif, terintegrasi, dan dalam cara
yang sistematik, karena menghubungkan cause-effect relationship yang
menunjukkan aset intangible ditransformasikan ke tangible outcome(finansial)
(Kaplan dan Norton,2000).
Menterjemahkan strategi ke
dalam arsitektur logic dari strategy map serta mendeskripsikannya
dalam scorecards pada HR Scorecard, strategi menjadi mudah
dimengerti oleh seluruh lapisan karyawan semua level, dan semua unit,
dan menjadi pedoman ukuran kinerja bagi sistem SDM dalam mengembangkan sistem
sumber daya manusianya termasuk di dalamnya sumber manusia secara keseluruhan
atau individu – individu dalam perusahaan agar mencapai sasaran dan menjadikan
dirinya sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan dan ditargetkan oleh stratgei
perusahaan, dengan demikan, HR Scorecard mengaitkan orang – strategi –
kinerja (Kaplan dan Norton, 2000).
2. Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan
adalah penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang menggambarkan sejumlah data
yang kemudian dianalisis dengan menggunakan metode tertentu lalu
diiterpretasikan berdasarkan kenyataan yang sedang berlangsung (Mardalis,
1995).Penelitian ini dilakukan dalam rangka untuk mencari dan mengumpulkan
sejumlah data untuk memperoleh gambaran fakta-fakta yang jelas tentang berbagai
keadaan dan situasi yang ada dalam perusahaan.
2.1 Pengumpulan Data Primer
Data primer merupakan data yang
didapat dari sumber pertama baik dari individu atau perseorangan, seperti hasil
wawancara atau kuesioner.Pengamatan data yang diperoleh melalui pengamatan
adalah data mengenai pengukuran kinerja yang selama ini dilakukan oleh PT.
Rokok X. Wawancaradata yang diperoleh pada saat melakukan wawancara dengan
pihak manajemen adalah data yang berkaitan dengan KPI masing-masing perspektif,
selain itu juga bobot pada masing-masing SO, KPI, dan antar
perspektif.Kuesioner pada penelitian ini, kuesioner diberikan
responden.Kuesioner yang diberikan adalah 337
kuesioner
validasi dan pembobotan SO, KPI, dan antar perspektif.
2.2 Pengumpulan Data
Sekunder
Data sekunder merupakan data
yang telah tersedia atau telah disajikan oleh pihak lain maupun pihak
perusahaan.
1.
Visi, misi, tujuan dan strategi perusahaan
2.
Data absensi karyawan
3.
Data kepegawaian
4. Data pencapaian target
2.3 Pengolahan Data
Tahap lanjutan setalah
mendapatkan data yang dibutuhkan maka dilakukan pengolahan data dengan metode
yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi.Tahap pengolahan data ini
mencakup penurunan strategi perusahaan ke Departemen SDM PT. Rokok Xdengan
konsep HR scorecard.Pada tahap ini akan dilakukan identifikasi
pengukuran kinerja perusahaan terhadap KPI SDM PT. Rokok X.
Selanjutnya, skor berbobot
diklasifikasikan ke dalam warna merah, kuning, dan hijau sesuai dengan metode traffic
light system supaya Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi strategi SDM
perusahaan.
Mengidentifikasi visi, misi dan
strategi perusahaan sampai penurunan kepada strategi SDM perusahaan.
2. Penentuan SO masing-masing
perspektif
Seluruh strategi dan sasaran
tersebut diklasifikasi ke dalam strategic goal.Strategic goal ini
kemudian diterjemahkan dalam 4 perspektif (financial, customer, internal
bussines process, learning growth) dimana strategic goal ini
diuraikan dalam strategic.
3. Pembuatan Strategy Map
Tujuan dari tahapan ini untuk
mengetahui hubungan sebab akibat antara SO secara horizontal dan vertikal.
Hubungan horisontal merupakan hubungan sebab akibat yang dimiliki SO dalam
perspektif yang sama, sedangkan yang dimaksud dengan hubungan vertikal adalah
hubungan yang dimiliki SO dengan strategic yang lain yang berbeda pada
perspektif berbeda.
4. Penentuan KPI masing-masing
SO
Setelah dihasilkan SO untuk
masing-masing perspektif dalam HR scorecard maka ditentukan KPI
tiap-tiap SO yang mempresentasikan indikator kinerja keberhasilan sistem SDM.
KPI inilah yang menjadi tolak ukur pencapaian terhadap SO yang telah
dirumuskan.
5. Validasi SO dan KPI
Pengujian validasi dari SO dan
KPI dilakukan untuk mendapatkan SOdan KPIdalam HR scorecard yang
benar-benar mempresentasikan kinerja sistem SDM sesuai dengan kebutuhan
perusahaan sehingga dapat dijadikan indikator pengukuran kinerja SDM yang
efektif. Responden yang digunakan adalah responden
yang benar-benar memahami suatu strategi SDM dari perusahaan, sehingga dihasilkan SO dan KPI akhir yang
akan digunakan dalam pengukuran kinerja sistem SDM di departemen SDM PT.RokokX.serta dilakukan expert judgement oleh
responden. Teridentifikasi strategi objectives, 9 program inisiatif, dan
12 aktivitas yang sebagai indikator kinerja perusahaan yang ada di PT.Rokok X
6. Pembobotan KPIdengan AHP
Pembobotan dilakukan untuk
mengetahui kontribusi masing-masing indikator kinerja terhadap pencapaian
kinerja sistem SDM perusahaan.Tahap ini dilakukan secara subjektif untuk bobot
kepentingan masing-masing KPI, SO, dan perspektif oleh pihak yang
berkompeten di bidang SDM, pembobotan dilakukan dengan menggunakan metode AHP.
Pembobotan masing-masing perspektif dilakukan melalui kuesioner pembobotan
kepentingan.
7. Perhitungan skor pencapaian
kinerja sistem sumber daya manusia
Data yang diperoleh dalam tahap
ini adalah nilai bobot kepentingan nilai aktualyang telah dicapai dari
masing-masing KPI.Perhitungan skor pencapaian kinerja masing-masing indikator
kinerja dihasilkan dengan membandingkan hasil pencapaian (achievement)
terhadap target dengan menggunakan metode scoring system.Nilai bobot
kepentingan dari langkah sebelumnya, dikalikan dengan skor pencapaian kinerja
untuk mendapatkan memudahkan dalam penentuan prioritas perbaikan untuk KPI. 338
3. Hasil dan Pembahasan
Bagian ini berisi penjelasan
mengenai pengolahan data serta analisis dari hasil penelitian yang telah
dilakukan.
3.1 Validasi Rancangan
Indikator Kinerja
Peneliti membuat beberapa
indikator kinerja yang kemudian dikategorikan ke dalam 4 perspektif Human
Resource Scorecard, yaitu financial, customer, internal
business process, dan learning and growth. Selanjutnya, rancangan
tersebut disusun dalam bentuk kuesioner yang diberikan kepada manajer PT.Rokok
X. Setelah melakukan penyebaran, peneliti merekap hasil jawaban responden.
Berdasarkan hasil rekapan, terdapat 9 strategy.
3.2 Pembobotan
Pembobotan dilakukan untuk
mengetahui kontribusi masing-masing indikator kinerja terhadap pencapaian
kinerja perusahaan. Pembobotan ini dilakukan dengan menggunakan metode AHP.
Menurut Saaty (1993), metode
ini dapat digunakan dalam menyelesaikan masalah yang kompleks dan tidak
terstruktur, dimana data yang ada bersifat kualitatif. Adapun beberapa
kelebihan AHP antara lain (Saaty, 1993):
1. Unity
(kesatuan), AHP membuat permasalahan yang luas dan tidak terstruktur
menjadi suatu model yang fleksibel dan mudah dipahami.
2. Process
repetition (pengulangan proses), AHP mampu membuat orang menyaring definisi
dari suatu permasalahan dan mengembangkan penilaian serta pengertian mereka melalui
proses pengulangan.
3. Judgement
and consencus (penilaian dan konsensus), AHP tidak mengharuskan adanya
suatu konsensus, tapi menggabungkan hasil penilaian yang berbeda.
4. Tradeoffs,
AHP mempertimbangkan prioritas relatif faktor-faktor pada sistem sehingga orang
mampu memilih altenatif terbaik berdasarkan tujuan mereka.
5. Synthesis
(sintesis), AHP mengarah pada perkiraan keseluruhan mengenai seberapa
diinginkannya masing-masing alternatif.
6. Complexity
(kompleksitas), AHP memcahkan permasalahan yang kompleks melalui pendekatan
sistem dan pengintregasian secara deduktif.
7. Interdependence
(saling tergantung), AHP dapat dihunakan pada elemn-elemn sistem yang
saling bebas dan tidak memerlukan hubungan linier.
8. Hierarcy
structure (struktur hirarki), AHP mewakili pemikiran ilmiah yang cenderung
mengelompokkan elemen sistemke level-level yang berada dari masing-masing level
berisi elemen yang serupa.
9. Measurment
(pengukuran), AHP meyediakan skala untuk mengukur intangibel dan
metode untuk membuat prioritas.
10. Comsistency (konsisten),
AHP mempertimbangkan konsisten logis dalam penilaian yang digunakan untuk
menentukan priorita.dalam melakukan pembobotan, nilai bobot dikatakan konsisten
atau dapat diterima jika memenuhi batas maksimal nilai rasio inkonsistensi ≤
0,1 (Suryadi dan Ramdhani, 1998).
Berdasarkanhasil perhitungan,
diperoleh nilai bobot di tingkat perspektif, strategy objectives,
program inisiatif, dan aktivitas sebagai berikut:
1. Pembobotan Perspektif
Hasil pembobotan Human
Resource Scorecard dalam setiap perspektif dengan menggunakan AHP, dapat
ditampilkan pada Tabel 1.
Tabel 1. Pembobotan Antar Perspektif PT.X Perspektif
|
Bobot
|
Financial
|
0,34
|
Customer
|
0,29
|
Internal Business Process
|
0,14
|
Learning and Growth
|
0,24
|
Inconsistency Ratio
|
0,08
|
SUMBER :
http://jrmsi.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jrmsi/article/view/39
Tidak ada komentar:
Posting Komentar